Tugas Softskill 1: Kesehatan Mental

1.       Konsep Sehat
Source

Sehat tidak hanya dilihat dari kondisi fisik, melainkan dilihat secara holistik yaitu, mental dan fisik. Sesuai dengan definisi sehat menurut WHO (1947), kesehatan secara luas tidak hanya meliputi aspek medis, tetapi aspek mental dan sosial juga, dan bukan hanya suatu keadaan yang terbebas dari penyakit, kecacatan dan kelemahan.

Sedangkan definisi sehat menurut UU Kesehatan no.23 tahun 1992 adalah kondisi sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Sehat atau tidaknya manusia dapat ditinjau dari 5 dimensi kesehatan, dimensi fisik, sosial, emosional, intelektual dan spiritual. Jika manusia dapat mengoptimalisasi kelima dimensi tersebut maka manusia dinyatakan sehat prima.

2.       Sejarah perkembangan kesehatan mental
Sehat dan sakit merupakan hal yang sudah lahir semenjak anusia pertama ada di bumi. Sejarah kesehatan sudah dimulai dari jaman pra sejarah. Zaman dahulu interpretasi kelainan mental sering dikaitkan dengan hal-hal religius, filosofis dan kebiasan-kebiasan yang serign dilakukan  masyarakat zaman dahulu. Oleh sebab itu, penanganan dengan metode ini menimbulkan banyak kesulitan dan sering kali tidak tepat. Pada zaman dahulu orang-orang yang mengalami gangguan mental mendapat perilaku yang kurang baik.

a.       Zaman prasejarah
Pada zaman purba segala macam jenis penyakit baik fisik maupun mental diyakini disebabkan oleh roh-roh jahat, halilintar dan manter dari musuh. Tidak ada unsur ilmiahnya sama sekali ,tetapi orang-orang prasejarah yang hidup berkelompok tidak mengucilkan anggotanya jika ada yang terkena gangguan mental hal ini merupakan spekulasi dari para peneliti. Para peneliti beranggapan demikian karena sejak zaman purba sudah ada dukun-dukun di setiap kelompok masyarakat prasejarah, dukun-dukun inilah yang menjadi saran penyembuh penyakit mental dengan metode yang tidak ilmiha, seperti membaca mantera.

b.      Zaman Peradaban Awal
Pada zaman peradaban awal seperti peradaban Mesir kuno, Yunani dan Cina, penyakit mental ditangani oleh para imam-imam agama. Masyarakat masih berpandangan jika penyakit mental disebabkan oleh roh-roh jahat.

Di Mesir, ilmu kedokteran sudah sangat maju pada zamannya meskipun masih berhubungan dengan hal magis seperti dewa penyembuh. Di dalam hieroglyph, ditemukan gambar otak dan terdapat deskripsi jika otak yang menjadi pengatur proses mental. Mesir kuno juga sudah memiliki Rumah Sakit untuk para penderita penyakit mental.

Di Cina, penyakit mental dikaitkan dengan ketidakseimbangan antara Yin dan Yang dalam tubuh manusia. Metode yang digunakan para tabib cina untuk menyembuhkan penyakit –baik mental atau fisik—dengan cara menyeimbangkan kembali Yin dan Yang manusia dengan ramuan herbal dan akupuntur. Bagi masyarakat cina, anggota keluarga yang terkena penyakit mental merupakan aib sehingga anggota kelauarga lainnya berusaha mencari tabib untuk segera mengobati anggota yang sakit hingga sembuh, meski harga yang dibayar mahal.

Yunani menyumbangkan teori-teori kesehatan modern yang hingga saat ini masih dipercaya. Yunani menggunakan pendekatan yang rasional dan manusiawi dalam mengidentifikasi gejala penyakit mental.  Salah satu dokter yang terkenal dalam penyembuhan penyakit mental adalah Hippocrates dan Aesculapius. Aesculapius membangun rumah sakit untuk menyembuhkan penyakit mental di dalam kuil penyembuhan. Hippocrates merupakan bapak ilmu kedokteran dan beliau yang menemukan 4 tipe kepribadian manusia, koleris, sanguinis, plegmatis dan melankolis.

Teori Kepribadian Sehat

a.       Psikoanalisa

Teori kepribadian dengan pendekatan psikodinamika sangat dipengaruhi oleh Sigmund Freud (1856-1939), Bapak Psikoanalisa yang sangat terkenal. Aliran ini melihat dari sisi negatif individu, masa lalu, analisis mimpi (jalan istimewa menuju ketidaksadaran), dan juga alam bawah sadar, yang tersusun dari 3 sistem pokok yaitu: id, ego, dan superego.

a.       Id: Merupakan sistem kepribadian yang asli dan merupakan sumber energi utama bagi hidup manusia. Id merupakan rahim tempat ego dan superego berkembang. Freud menyebut id “kenyataan psikis yang sebenarnya”, karena id mempresentasikan dunia batin pengalaman subjektif dan tidak mengenal kenyataan objektif. Id terdiri dari dorongan-dorongan biologis dasar seperti kebutuhan makan, minum, seks, dan agresifitas. Dalam Id terdapat dua jenis energi yang saling bertentangan dan sangat mempengaruhi kehidupan individu, yaitu insting kehidupan dan insting mati. Dorongan-dorongan dalam Id selalu ingin dipuaskan, dan dalam pemuasannya Id selalu berupaya menghindari pengalaman-pengalaman yang tidak menyenangkan (prinsip kesenangan atau Pleasure Principle).

b.      Ego: merupakan energi yang mendorong untuk mengikuti prinsip kenyataan. Ego menjalankan fungsi pengendalian agar upaya pemuasan dorongan Id itu realistis atau sesuai dengan kenyataan. Misalnya orang yang lapar harus mencari, menemukan, dan memakan makanan sampai tegangan karena merasa lapar dapat dihilangkan.

c.       Superego: Sistem kepribadian ketiga dan yang terakhir dikembangkan adalah superego. Superego adalah gambaran kesadaran akan nilai-nilai dan moral masyarakat yang ditanamkan oleh adapt istiadat, agama, orangtua, guru, dan orang lain kepada anak. Karena itu pada dasrnya superego adalah hati nurani seseorang yang menilai benar atau salahnya tindakan seseorang. Itu berarti superego mewakili nilai-nilai ideal dan selalu berorientasi pada kesempurnaan.

Freud juga membagi aktivitas mental individu dalam beberapa tingkatan berdasarkan sejauh mana individu menyadari gejala-gejala psikis yang timbul, yaitu: Tingkat sadar atau kesadaran (conscious level)

Pada tingkat ini aktivitas mental dapat disadari setiap saat seperti berpikir, persepsi, dan lain-lain.
1.        Tingkat prasadar (preconscious level)
Pada tingkat ini aktivitas mental dan gejala-gejala psikis yang timbul bias disadari hanya apabila individu memperhatikannya, misalnya memori, pengetahuan-pengetahuan yang telah dipelajari, dan lain-lain.

2.        Tingkat tidak disadari (unconscious level)
Pada tingkat ini aktivitas mental dan gejala-gejala psikis tidak disadari oleh individu. Gejala-gejala ini muncul misalnya dalam dorongan-dorongan immoral, pengalaman-pengalaman yang memalukan, harapan-harapan yang irasional, dorongan-dorongan seksual yang tidak sesuai dengan norma masyarakat, dan lain-lain.

Tingkat tidak disadari inilah yang merupakan objek studi psikoanalisa. Dikatakan Freud pada tahun 1942: “tujuan utama psikoanalisa sebenarnya tidak lebih dari mencapai dan dapat mengungkap kehidupan mental yang tidak disadari”. Teori Freud sendiri kemudian banyak mengalami perkembangan baik oleh dirinya sendiri maupun oleh para pengikutnya seperti: Alfred Adler, Karen Horney, Erich Fromm, dan lain-lain. Perubahan penting yang dilakukannya sendiri adalah konsep libido. Awalnya libido dianggap berasal dari dorongan seksual semata, tetapi akhirnya Freud berpendapat bahwa libido merupakn dorongan kehidupan yang jauh lebih luas daripada dorongan seksual semata. Karen Horney dan Erich Fromm menekankan pentingnya pengaruh lingkungan social terhadap perkembangan kepribadian individu.

Jadi dapat disimpulkan bahwa menurut aliran psikoanalisa manusia bersifat terbatas, yaitu mengabaikan potensi-potensi yang dimiliki manusia. Manusia dilihat dari sisi sakit, yaitu bahwa kodrat manusia bersifat negatif (neurotics dan psikotis), dan juga kodrat manusia digambarkan pesimistis, yaitu manusia adalah korban dari tekanan-tekanan biologis dan juga konflik-konflik pada masa kanak-kanak.

    b)    Behavioristik

Behaviorisme merupakan sebuah aliran dalam psikologi yang didirikan oleh J.B.Watson. Sama halnya dengan psikoanalisis, behaviorisme juga merupakan aliran yang revolusioner, kuat dan berpengaruh serta memiliki akar sejarah yang cukup dalam. Selain Watson ada beberapa orang yang dipandang sebagai tokoh behaviorsime, diantaranya adalah Ivan Pavlov, E.L. Thorndika, B.F. Skinner, dll. Namun demikian bila orang berbicara kepribadian atas dasar orientasi behevioristik maka nama yang senantiasa disebut adalah Skinner mengingat dia adalah tokoh behaviorisme yang paling produktif dalam mengemukakan gagasan dan penelitian, paling berpengaruh, serta paling berani dan tegas dalam menjawab tantangan dan kritik-kritik atas behaviorisme (Koeswara, 2001 : 69).

Paradigma yang dipakai untuk membangun teori behavioristik adalah bahwa tingkah laku manusia itu fungsi stimulus, artinya determinan tingkah laku tidak berada di dalam diri manusia tetapi bearada di lingkungan (Alwisol,2005 : 7). Pavlov, Skinner, dan Watson dalam berbagai eksperimen mencoba menunjukkan betapa besarnya pengaruh lingkungan terhadap tingkah laku. Semua tingkah laku termasuk tingkah laku yang tidak dikehendaki, menurut mereka, diperoleh melalui belajar dari lingkungan.

Prinsip-Prinsip Teori Behaviorisme:
·         Obyek psikologi adalah tingkah laku.
·         Semua bentuk tingkah laku di kembalikan pada reflek.
·         Mementingkan pembentukan kebiasaan.

     c)    Humanistik

Istilah psikologi humanistik (Humanistic Psychology) diperkenalkan oleh sekelompok ahli psikologi yang pada awal tahun 1960-an bekerja sama di bawah kepemimpinan Abraham Maslow dalam mencari alternatif dari dua teori yang sangat berpengaruh atas pemikiran intelektual dalam psikologi. Kedua teori yang dimaksud adalah psikoanalisis dan behaviorisme. Maslow menyebut psikologi humanistik sebagai “kekuatan ketiga” (a third force).

Meskipun tokoh-tokoh psikologi humanistik memiliki pandangan yang berbeda-beda, tetapi mereka berpijak pada konsepsi fundamental yang sama mengenai manusia, yang berakar pada salah satu aliran filsafat modern, yaitu eksistensialisme. Manusia, menurut eksistensialisme adalah hal yang mengada-dalam dunia (being-in-the-world), dan menyadari penuh akan keberadaannya (Koeswara, 2001 : 113).

Eksistensialisme menolak paham yang menempatkan manusia semata-mata sebagai hasil bawaan ataupun lingkungan. Sebaliknya, para filsuf eksistensialis percaya bahwa setiap individu memiliki kebebasan untuk memilih tindakan, menentukan sendiri nasib atau wujud dari keberadaannya, serta bertanggung jawab atas pilihan dan keberadaannya.Psikologi humanistik dapat dimengerti dari tiga ciri utama, yaitu:
1.       Psikologi humanistik menawarkan satu nilai yang baru sebagai pendekatan untuk memahami sifat dan keadaan manusia.
2.       Psikologi humanistik menawarkan pengetahuan yang luas akan kaidah penyelidikan dalam bidang tingkah laku manusia.
3.       Psikologi humanistik menawarkan metode yang lebih luasakan kaidah-kaidah yang lebih efektif dalam dalam pelaksanaan psikoterapi

 Kepribadian Sehat Menurut Abraham Maslow
Maslow menciptakan piramida kebutuha manusia yang menjadi indikator kesehatan mental seseorang. Piramida kebutuhan Maslow terdiri dari:
1.       Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan paling mendasar bagi setiap manusia dan jika tidak terpenuhi dapat menyebabkan gejala neurotik. Contoh kebutuhan fisiologis adalah makan, minum, seks, istirahat,dll.
2.       Kebutuhan Rasa Aman
Kebutuhan seseorang untuk hidup dengan damai dan tentram, terbebas dari segala ancaman dari luar. Jika keamanan seseorang terancam maka timbul gejala kecemasan.
3.       Kebutuhan Rasa Cinta dan Keberadaan
Kebutuhan seseorang untuk dicintai dan mencintai. Ditandai dengan mulai mencari pasangan hidup dan bergaul dengan komunitas.
4.       Kebutuhan akan Penghargaan
Kebutuhan manusia untuk dihargai, dihormati, dan di apresiasi setiap karyanya.
5.       Aktualisasi Diri
Puncak dari piramida kebutuhan Maslow dimana seseorang mampu mengenali siapa dirinya, potensi dirinya, kelemahan dirinya, dan mampu melihat suatu gejala dengan pandangan objektif. Orang-orang yang sudah mengaktualisasikan dirinya ditandai dengan kreativitas yang tinggi dan sudah mengalami peak experiences dalam hidupnya.


Setiap manusia yang mampu mengaktualisasikan dirinya dapat dipastikan sehat mental, sebab Maslow mengatakan hanya orang-orang yang sehat secara mental yang dapat mengaktualisasikan dirinya.


Referensi:
  1. Semiun, Yustinus,2006, Kesehatan Mental 1, Yogyakarta: Kanisius.
  2. http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/03/kepribadian-sehat-ditinjau-dari-aliran-analisa-behavioristik-dan-humanistik/




0 comments:

Post a Comment

 

See My Artwork

Universitas Gunadarma

Respect Me, Please

Protected by Copyscape Web Plagiarism Detector

Meet The Author

Next I/O Psychologist | Art, Coffee and Martial Art Lovers | Graphic Designer | Movie Freaks | Sagitarius People