Stress,Coping, dan Teori



S
ecara biologis atau fisiologis, stres diartikan sebagai respon tubuh terhadap stressor, seperti lingkungan atau stimulus. Stres merupakan cara tubuh menghadapi kondisi fight-or-flight, dan dikendalikan oleh sistem saraf simpatetik.

Dilihat dari sudut pandang psikologi, stress tidak dapat didefinisikan oleh satu arti saja (Greenberg,2008; Sulsky&Smith,2005).  Tetapi dapat disimpulkan bahwa,

“Stress merupakan reaksi fisiologis dan psikologis pada kejadian tertentu atau situasi tertentu.”
Kejadian dan situasi yang menyebabkan stress itulah yang disebut Stressor. Stressor dapat berupa acara pernikahan, job interview, kencan, bertemu orang tua pacar (it’s real), dan lain-lain.

Nah, stres ditandai dengan perubahan reaksi fisiologis seperti tekanan darah meningkat, detak jantung meningkat, otot-otot jadi terasa tegang, serta irama nafas terganggu. Jika gejala ini berlangsung untuk waktu yang lama, maka stres tadi sudah berubah menjadi Strain.

Meski bagi kebanyakan orang awam menilai stres sebagai sesuatu yang negatif,tetapi kenyataanya stres terbagi 2 jenis berdasarkan sifatnya, positif dan negatif. Yang positif namanya Eustress, disstress yang negatif.

Eustress merupakan jenis stres yang yang timbul dari stressor berupa tantangan atau achievement sehingga energi stress tersebut dikonversikan menjadi  energi positif dan akhirnya malah memotivasi kita dalam meraih tujuan.

Disstress sebaliknya. J

Eustress memang bersifat positif tetapi jika berlebihan bisa menjadi disstress. Jika diilustrasikan dengan kurva, Eustress menyebabkan arousal  pada tingkat optimal, jika berlebihan performa akan menurun.

“Bagaimana cara mengatasi stress?”

Cara mengatasi stress disebut Coping Stress. Coping sendiri memiliki arti harafiah mengatasi atau menanggulangi, jadi dapat diartikan,

“Coping Stress merupakan tindakan individu untuk mengatasi dan menguasi stress”

Coping berbeda dengan problem solving. Problem solving belum tentu Coping, tetapi Coping pasti Problem Solving. Problem solving lebih mengarah pada proses kognitif sedangkan Coping lebih luas dan proses kognitif masuk di dalamnya.

Lazarus membagi Coping menjadi 2 jenis,

Pertama, Tindakan langsung yang terbagi menjadi 4:

1.       Mempersiapkan diri menghadapi luka yang berarti bersikap antisipatif untuk menghilangkan/mengurangi bahaya dengan cara menempatkan diri pada bahaya dan bertindak sesuai bahaya tersebut.

2.       Agresi. Individu menyerang ancaman terlebih dahulu jika dia merasa lebih kuat.

3.       Penghindaran. Kebalikan dari agresi, jadi individu merasa lebih lemah dari ancaman.

4.       Apati. Sama aja dengan putus asa.

Kedua, Peringanan yang terbagi juga menjadi 2:

1.       Diarahkan pada gejala. Digunakan jika dangguan berasal dari diri individu sehinga individu berusaha mengurangi gangguan tersebut.

2.       Cara intrapsikis. Sama aja dengan Defense Mechanism.

Dari sekian banyak teori dan aliran psikologi yang ada, 2 teori yang terkenal akan teori kepribadian sehat adalah Teori Individual Allport dan Client-Centered Carl Rogers.

Pribadi Sehat menurut Allport

Allport memiliki beberapa asumsi mengenai kepribadian yang sehat. Pertama, perilaku PROAKTIF, yaitu sikap bertindak secara sadar dalam lingkungan melalui pendekatan-pendekatan baru dan inovatif serta membuat lingkungan memberikan respon terhadap mereka. Perilaki PROAKTIF juga dapat memunculkan tekanan baru

Kedua, DAPAT TERMOTIVASI OLEH PROSES SADAR. Pribadi yang sehat akan lebih fleksibel dan mandiri dibanding pribadi yang tidak sehat.

Ketiga, TIDAK MEMILIKI MASA KECIL YANG RELATIF TIDAK TRAUMATIS. Hal ini tidak mutlak. Orang yang sehat secara psikologis tidak terhindar dari kelemahan juga.

Cara mendapatkan kepribadian yang sehat menurut Allport harus memenuhi 6 kriteria khusus, yaitu:

1.       PERLUASAN PERASAAN DIRI. Individu mengurangi sikap egosentris dan terus berusaha mengidentifikasikan diri mereka.

2.       HUBUNGAN YANG HANGAT DENGAN ORANG LAIN. Terintegrasi dengan yang No.1. individu memiiki kapasitas untuk mencintai orang lain dalam cara yang intim dan simpatik.

3.       KEAMANAN EMSIONAL/PENERIMAAN DIRI. Pribadi sehat menerima diri mereka apa adanya.

4.       PERSEPSI YANG REALISTIS.  Pribadi sehat tidak hidup dalam dunia fantasi.

5.       INSIGHT DAN HUMOR. Pribadi yang sehat mengenal diri mereka sendiri sehingga tidak mengatribusikan kelemahan mereka pada orang lain dan juga memiliki selera humor yang tidak kasar dan bersifat filosofis.

6.       FILOSOFI KEHIDUPAN YANG INTEGRAL. Pribadi sehat meiliki pandangan dan tujuan jelas akan hidup mereka.

PRIBADI SEHAT CARL ROGERS

Rogers memiliki pandangan yang serupa dengan Maslow, yaitu AKTUALISASI DIRI sebagai pribadi yang utuh atau Rogers menyebutnya MANUSIA.

Menurut Rogers, menjadi seorang manusia dibutuhkan kontak dengan orang lain, kontak yang bersifat positif atau negatif.  Lalu kontak ini akan berkembang menjadi suatu penghargaan. Apabila terlalu banyak kontak negatif maka yang berkembang adalah penghargaan negatif tetapi untuk menjadi MANUSIA yang diperlukan adalah penghargaan positif.

Penghargaan positif dapat berupa perhatian dari significant other, cinta dari pasangan, dan diterima oleh orang lain. Jika penghargaan positif yang didapat sudah mencukupi, maka akan timbul PENGHARGAAN DIRI POSITIF dengan kata lain kita mnghargai diri kita sendiri sebagai pengalaman.


Sekian tulisan dari saya, sumbernya didapat dari,
1.       Aamodt G. Michael,2010, Industrial/organization Psychology 6th edition, Bellmont (USA):Wadsworth
2.       Feist&feist, 2009, Psikologi Kepribadian 2 edisi 7, Jakarta: Salemba

3.       http://snaniris.blogspot.com/2013/04/koping-coping-stress.html

0 comments:

Post a Comment

 

See My Artwork

Universitas Gunadarma

Respect Me, Please

Protected by Copyscape Web Plagiarism Detector

Meet The Author

Next I/O Psychologist | Art, Coffee and Martial Art Lovers | Graphic Designer | Movie Freaks | Sagitarius People