Pernah gak kalian mendengar, melihat atau mungkin kalian mengalami
sendiri momen-momen seperti diajak hang-out dengan teman kalian namun enggan
untuk ikut karena merasa kurang PD dan sebagainya?
Kalian juga pasti pernah
mendengar dari mulut teman kalian “Ayo
gabung sama kita dong!” atau “Ayo
kita gaul dulu lah!”. Atau kalian sering melihat Mr./Ms. Popular dikampus,
sekolah, atau dimana pun mereka berada, mereka dengan sekejap bisa menyatu dengan
crowd disekitar mereka tanpa canggung
sedikit pun.
Itulah sedikit contoh mengenai Penyesuaian
Diri dari sudut pandang awam yang seringkali dikaitan dengan kemampuan
bergaul yang baik, adaptasi lingkungan yang cepat dan tidak pernah merasa
canggung ketika harus ditempatkan di kondisi yang baru, namun kita tidak akan
membahasnya dari sisi orang awam. Mari kita akan menelaah konsep Penyesuaian Diri dari sudut pandang
Psikologi.
source |
Penyesuaian Diri definisi Psikologi adalah pemuasan kebutuhan,
keterampilan dalam menangani frustasi dan konflik, ketenangan jiwa/pikiran,
bahkan pembentukan simtom-simtom.
Menurut Tyson (1951) merupakan kemampuan beradaptasi, berafeksi,
kehidupan yang seimbang, kemampuan mengambil keuntungan dari pengalaman,
toleransi terhadap frustasi, humor, sikap yang tidak ekstrem, objektivitas, dan
lain-lain.
Sebenarnya
masih banyak definisi mengani Penyesuaian Diri dalam dunia psikologi tetapi
saya hanya mengambil 2 definisi diatas.
Saking
banyaknya definisi, dapat disimpukan secara sederhana bahwa Penyesuaian Diri,
“Proses yang melibatkan respon-respon mental dan tingkah laku
yang menyebabkan individu berusaha menanggulangi kebutuhan, tegangan, frustasi,
dan konflik batin serta berusaha menyelaraskan hal itu semua dengan tuntutan luar”
Penyesuaian
diri tidak dapat dikategorikan sebagai penyesuaian yang baik dan buruk sebab
setiap individu memiliki cara khasnya tersendiri. Bahkan mengasingkan diri pun
dikatakan sebagi bentuk dari penyesuaian diri.
KONSEP PENYESUAIAN DIRI YANG BAIK
Seperti keterangan yang ada
diatas bahwa penyesuaian diri tidak bisa dibilang baik atau buruk. Namun melihat
dari sisi Normalitas, seseorang
dinilai memiliki penyesuaian diri yang baik jika respon-respon yang ditimbulkan
efektif terhadap lingkungannya.
Respon yang
sehat berarti sesuai dengan kodrat manusia dan jauh dari respon neurotik.
Penyesuaian diri yang sehat akan menghasilkan individu yang sehat pula baik
fisik maupun psikis.
Penyesuaian diri yang baik pun dapat dilihat dari tingkat PENGUASAAN/Mastery, yaitu kemampuan
untuk merencanakan dan mengatur respon-respon pribadi sehingga
konflik,frustasi, dan kesulitan akan hilang dengan memunculkan tingkah laku
yang efisien atau menguasai.
Jadi, dapat
kita lihat disini bahwa Penyesuaian diri tidak melulu dalam konteks pergaulan
maupun adaptasi secara fisiologis, tetapi jauh lebih kompleks dengan melibatkan
proses mental untuk menciptakan respon efektif terhadap situasi. Penyesuaian
diri juga tidak terfokus untuk merespon lingkungan luar saja, stimulus-stimulus
dari dalam pun berpengaruh sehingga kita harus connect dengan diri kita sendiri, Know Yourself Before Knowing Others.
source |
Pada dasarnya penyesuaian diri
tidak ada yang baik atau buruk, meskipun di manifestasikan dengan perilaku yang
patologis. Tetapi normalitas dan norma-norma membuat penyesuaian diri patologis
seperti itu menjadi tidak ‘diterima’.
Source:
Semium, Yustinus (2006) Kesehatan mental 1. Yogyakarta: Penerbit Kanisius Yogyakarta
0 comments:
Post a Comment