Konsep Dasar Terapi Psikoanalisis

Seperti tulisan saya sebelumnya mengenai terapi psikoanalisis, terapi ini tentu saja bertitik tolak dari teori Freud. Dasar teori psikoanalisa Freud mengenai gangguan mental adalah semua berasal dari alam bawah sadar.

Menurut Freud, kesadaran manusia terdiri dari 3 jenis dan diibaratkan seperti gunung es yang mengapung di lautan, bahkan bisa menenggelamkan kapal uap Titanic dan memisahkan rose dan jack. Tiga jenis kesadaran menurut Freud yaitu, alam sadar, bawah sadar, tidak sadar. Dari ketiga komponen kesadaran, alam bawah sadarlah yang memiliki porsi terbesar dalam membentuk kepribadian kita. Alam sadar hanya sekitar 20-30% memiliki andil dalam membentuk pribadi kita sedangkan sisanya alam bawah sadar.



Lalu lahirlah struktur kepribadian yang dikenal sebagai Id, Ego, Superego yang sangat terkenal dikalangan psikologi. Id merupakan struktur kepribadian yang paling mendasar dan sudah dimiliki setiap manusia semenjak lahir ke dunia dan bersifat tidak sadar. Id bersifat instingtif dan terdapat dua jenis insting, yaitu insting hidup dan insting mati. Insting hidup yang dimaksud merupakan keinginan pemenuhan kebutuhan fisiologis seperti makan, minum, dan sex, sedangkan insting mati berupa sikap agresi atau sikap destruktif. Prinsip yang digunakan Id adalah prinsip kesenangan.

Ego muncul akibat terbenturnya prinsip Id dengan realita dunia, oleh karena itu prinsip yang dimilikinya prinsip realita. Ego berada di alam sadar, bawah sadar, dan tidak sadar manusia serta bertindak sebagai eksekutor setiap keinginan manusia. Ego memiliki sistem pertahanan yang dikenal dengan defense mechanisms yang terdiri dari represi, proyeksi, sublimasi, displacement, reaction formation, regresi, supresi, introyeksi dan fiksasi. Individu yang sehat didominasi oleh Ego.

Superego merupakan lawan dari Id yang memiliki prinsip moralitas dan idealitas. Superego bertindak sebagai pagar pembatas apabila keinginan yang ingin dipenuhi melanggar norma-norma yang ada.


Seseorang yang mengalami gangguan mental diakibatkan oleh masalah di masa lalunya yang di represi ke alam bawah sadar dan memengaruhi tindakannya saat ini. Oleh karena itu terapis psikoanalisa menggunakan teknik asosiasi bebas untuk masuk ke alam bawah sadar klien. Tidak hanya itu, terapis juga melakukan transferensi untuk melihat proyeksi yang ditampilkan oleh klien saat diungkit masalah-masalah masa lalunya. Terakhir baru terapis melakukan Interpretasi baik hasil dari analisa mimpi dan analisa resisten yang dilakukan pasien saat sesi terapi.

Referensi:
Corey, G.(2009).Theory and practice of counseling and psychotherapy 8th edition. New York: Thomson.

Scheid, L. T., & Brown, T. N. (2010). A Handbook For The Study of Mental Health Second Edition. New York: Cambridge University Press.

Wolberg, L. R. (2013). The Technique Of Psychotherapy Fourth Edition. USA: IPI 

0 comments:

Post a Comment

 

See My Artwork

Universitas Gunadarma

Respect Me, Please

Protected by Copyscape Web Plagiarism Detector

Meet The Author

Next I/O Psychologist | Art, Coffee and Martial Art Lovers | Graphic Designer | Movie Freaks | Sagitarius People