Counselling Vs Psychotherapy


Seperti yang sudah saya janjikan pada tulisan sebelumnya mengenai Psikoterapi, kali ini saya akan mencoba mengupas perbedaan antara Counselling dan Psychotherapy dari beberapa buku yang telah saya baca. Ternyata cukup melelahkan juga membaca lebih dari 3 buku referensi berbahasa Inggris demi menemukan perbedaan antara konseling dan psikoterapi, beserta ilustrasi yang saya harap mampu mempermudah orang awam untuk membedakan keduanya.

Konseling dan Psikoterapi, seringkali dianggap sama sehingga penggunaan istilah dipukul rata semua menjadi konseling, jika client memiliki masalah yang berbau klinis, dipukul rata lagi menjadi psikoterapi. Padahal tidak semua yang berbau klinis itu dapat dikatakan sebagai psikoterapi. Alangkah baiknya jika kita menyamakan persepsi tentang Counselling dan Psychotherapy sebelum melanjutkan membaca tulisan saya. Mari kita mulai dengan definisi!

Psikoterapi sudah saya definisikan ditulisan saya sebelumnya, namun jika Anda sudah lupa atau malas membaca ulang tulisan saya, terpaksa harus saya tulis kembali *saya juga malas sebenarnya*.

Psikoterapi, menurut Corsini, merupakan proses interaksi formal antara dua orang, yang bertujuan untuk memperbaiki distress pada klien yang menyebabkan ketidakmampuan dan malfungsi area-area seperti, kognitif, afektif, dan behaviour.

Sedangkan Konseling menurut APA berpusat pada masalah perkembangan yang normal atau tipikal sama halnya dengan perkembangan yang terganggu atau atipikal dimana hal tersebut diterapkan pada pengalaman manusia dari perspektif individual hingga organisasional. Konseling membantu client yang memiliki masalah fisik, emosi dan gangguan mental untuk meningkatkan well-being, meringankan distress dan maladjustment, dan memecahkan masalah.

Mungkin definisi Konseling menurut APA cukup membingungkan setelah saya translate ke Bahasa, ini dia versi originalnya,

‘Counseling psychology centers on typical or normal developmental issues as well
as atypical or disordered development as it applies to human experience from
individual, family, group, systems and organizational perspectives. Counseling
psychologists help people with physical, emotional and mental disorders improve
wellbeing, alleviate distress and maladjustment, and resolve crises. In addition,
practitioners in this professional specialty provide assessment, diagnosis and treatment
of psychopathology.’ (APA, 2013)

Dari definisi diatas apa kalian sudah mampu membedakan konseling dan psikoterapi? Jika kita perhatikan definisi diatas, psikoterapi cenderung merubah perilaku client/pasien, sedangkan konseling tidak merubah perilaku melainkan membantu client agar menemukan jalan keluar masalahnya atau bahasa psikologinya Insight.

Perbedaan lainnya terletak pada sesi konseling/terapi. Konseling umumnya hanya memerlukan satu sesi konseling untuk masalah yang sama dan maksimal lima sesi, sehingga konseling berdurasi pendek. Psikoterapi bahkan perlu waktu bertahun-tahun hingga client/pasien dinyatakan sukses mengikuti sesi terapi. Konseling tidak berfokus pada client melainkan pada masalah yang dialami client, sedangkan psikoterapi fokus terhadap client, makanya ada bentuk Client Centered Therapy. Maka bisa dibedakan dari orientasinya, konseling itu problem-oriented dan psikoterapi client-oriented.

Tidak hanya dari sesi dan orientasi, ternyata client yang ditangani pun berbeda antara konseling dan psikoterapi. Konseling hanya bisa dan memang dilakukan pada client yang secara emosional/mental sehat akan tetapi memiliki masalah, sedangkan psikoterapi bisa menangani client yang memanifestasikan gangguan secara emosional. Client yang berbeda tentu prosesnya juga berbeda.

Konseling menekankan pemberian informasi, saran dan anjuran yang diberikan oleh ahli yang sesuai bidangnya, seperti konsultan pernikahan, agar client mampu mengoptimalkan kemampuan coping mereka jadi konselor hanya fasilitator semata. Psikoterapi merupakan proses menolong klien untuk mencari tahu mengapa mereka berpikir, bertingkahlaku dan merasakan dengan cara yang salah, disini terapis ikut campur dengan masalah pasien. Bahasa gampangnya sih Konselor itu ibarat guru, sedangkan Terapis ibarat detektif.

Masih belum paham? Astaghfirullah...

Ini ilustrasi konseling dan terapi. Sekarang saya akan beri ilustrasi konseling.

Ada sepasang suami istri yang merasa tidak bahagia dengan pernikahan mereka. Mereka memutuskan untuk pergi ke psikolog. Mereka menceritakan masalah mereka mengapa mereka tidak bahagia. Ternyata si suami tidak senang istrinya terus-terusan pulang malam, dan si istri tidak suka dengan perilaku merokok super aktif dari suaminya. Pemecahan masalah ini sebenarnya sangat mudah, tinggal merubah perilaku dan sikap mereka agar disenangi oleh pasangan. Psikolog pun menganjurkan hal demikian, jika si suami setuju untuk merubah kebiasaan merokok, maka si istri juga tidak akan pernah pulang malam lagi. Jika keduanya komitmen untuk merubah perilaku maka kehidupan mereka akan bahagia dan konsultasi mereka sukses.

Sekarang ilustrasi psikoterapi.

Beberapa bulan setelah mengikuti sesi konseling, ternyata pernikahan mereka masih tidak bahagia. Si istri sudah tidak pernah pulang malam lagi, tetapi si suami masih saja merokok bahkan intensitasnya meningkat. Akhirnya mereka memutuskan untuk pergi ke psikolog lagi. Setelah mendengar rincian masalah mereka, akhirnya sang psikolog menganjurkan agar si suami melakukan psikoterapi. Psikolog sekarang fokus dengan si suami yang tidak mau mengubah perilakunya. Psikolog berusaha membantu si suami agar bisa berhenti merokok dengan cara membantu si suami memahami dirinya sendiri, mengubah pola pikir si suami agar tidak egois dalam pernikahannya. Terapi ini baru akan selesai jika si suami benar-benar berhenti merokok dan komitmen dengan perjanjian yang telah dibuat.

Semoga ilustrasi diatas bisa membantu Anda dalam memahami perbedaan konseling dan psikoterapi.



Referensi:
Bor, R. & Palmer, S. (2002). A Beginners Guide to Training in Counselling and Psychotherapy. London: Sage Publication.
Short, F. & Thomas, P. (2015). Core Approaches in Counselling and Psychotherapy. New York: Routledge.

0 comments:

Post a Comment

 

See My Artwork

Universitas Gunadarma

Respect Me, Please

Protected by Copyscape Web Plagiarism Detector

Meet The Author

Next I/O Psychologist | Art, Coffee and Martial Art Lovers | Graphic Designer | Movie Freaks | Sagitarius People